Manfaat Bertani/berkebun ( Selamat Hari Tani, 24 September 2020 )








Hari Tani Nasional diperingati setiap tanggal 24 September. Pada tahun ini acara peringatan digelar di Kantor Pusat Kementan Jakarta.

Pesan penting dari peringatan itu adalah bahwa Indonesia memerlukan adanya regenerasi petani guna pembangunan pertanian nasional, terutama mengubah manajemen usaha pertanian. 
Menteri pertanian juga berharap agar para Kepala Daerah mulai dari tingkatan desa/kelurahan hingga kabupaten/kota dapat mengembangkan inovasi pertanian dan mendorong lahirnya petani millenial.
 
"Petani butuh regenerasi dan transfer teknologi. Transformasi mau tidak mau akan mengubah cara kita menjalani manajemen usaha pertanian, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas," ujar Mentan.

Siapa itu petani?
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian.
Menurut Anwas (1992 : 34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.

Saat ini bertani dan berkebun bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan pendapatan saja. Lebih dari itu bertani dalam konsep yang lebih luas sudah menjadi sebuah cara/gaya hidup. Sebuah kegiatan yang saat ini populer dilakukan masyarakat. Tujuan utamanya adalah ketahanan pangan keluarga.

Dengan menanam sayur-sayuran sendiri misalnya, kita akan mengetahui asal muasal makanan yang nantinya masuk ke dalam tubuh kita. Seseorang menjadi terlibat langsung mulai dari pembibitan, proses pemeliharaan, sampai panen dilakukan. Hal ini menjamin kualitas sebuah hasil panen.

Apakah kegiatan bertani/berkebun bermanfaat bagi sebuah keluarga?
Tentu saja. Aktivitas bertani ataupun berkebun dapat menjadi sebuah kegiatan positif. Beberapa manfaat yang diperoleh adalah :

1. Manfaat untuk lingkungan.
Saat tanaman kita tumbuh subur, kita telah menciptakan habitat baru bagi mahluk hidup sekitarnya. Tanaman kita juga dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida. Kita menjadi lebih sering menghirup oksigen yang dihasilkan tanaman hijau. Saat bertani/berkebun kita juga dapat mengontrol bahan-bahan yang digunakan dalam pemeliharaan. Hal ini memungkinkan kita untuk mendapatkan bahan makanan yang lebih sehat. 


2. Manfaat bagi kesehatan.
Pada saat berkebun tentu kita akan melakukan banyak gerakan. Mulai dari menggali tanah, menanam pohon, memangkas tanaman, memberi pupuk, menyiram, dan lain-lain. Dari kegiatan tersebut tanpa disadari tubuh terus melakukan pembakaran kalori. Menurut Center for Disease Control and Prevention, saat berkebun seseorang dapat membakar kalori hingga 330 kalori dalam satu jam. Jumlah tersebut lebih dari mengangkat beban untuk waktu yang sama.

3. Manfaat bagi perkembangan anak-anak.
Selain mengembangkan kemampuan sensorik seorang anak, berkebun juga membuat anak-anak mengenal dan menyukai beraneka sayur-sayuran dan buah. Sejak dini anak-anak sudah mulai mencintai pohon/tanaman dan hewan. Anak-anak akan menyadari jika makanan yang mereka santap di meja makan mempunyai proses yang panjang.  Bertani akan mengajarkan mereka menghargai kehidupan. Berlatih kesabaran dan mengajarkan tanggung jawab dalam menjalankan sebuah proses. Selain keterampilan bercocok tanam itu sendiri, anak-anak juga mulai mengenal sebuah usaha untuk menghasilkan pendapatan/uang. 


4. Manfaat bagi kesehatan mental dan psikologis.
Menurut Anna Ranieri, PhD, seorang psikolog yang menangani konsultasi karir, berkebun bukan hanya merupakan aktivitas fisik. Interaksi dengan alam juga merupakan interaksi jiwa. Pada saat berkebun, tanaman akan menghasilkan oksigen yang kemudian dihirup dan masuk ke dalam tubuh. Oksigen baik itu sangat bermanfaat untuk mengurangi stres. Aktivitas ini juga mampu mendorong pengeluaran hormon endorfin, yakni senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang, tenang, dan rileks. Apalagi jika sudah tiba saatnya panen. Rasa bahagia akan meningkatkan semangat dan mood seseorang. Berkebun juga melatih kita untuk lebih fokus.

5. Manfaat bagi keuangan keluarga.
Tak perduli apakah anda kaya atau miskin, memiliki lahan yang luas atau sejengkal, memiliki pengalaman bertani atau tidak. Menurut situs Organic Soul, tidak ada alasan yang menghalangi anda untuk bertani/berkebun. Menanam tanaman sendiri akan menghemat biaya dapur. Bahan-bahan seperti cabai, tomat, bayam, terong, sawi dan lain-lain dapat diperoleh dari lahan kita sendiri. Jika memiliki lahan yang lebih luas dan dikelola dengan baik, kebun kita bahkan dapat menghasilkan rupiah. Karena panen yang berlimpah tentu bisa dijual kembali.

Sudah tidak ragu lagi untuk mulai bercocok tanam dari pekarangan sendiri, bukan?




















 


EmoticonEmoticon