I B U

BUDAK CINTA 

Perempuan, hargailah dahan dan rantingmu sendiri. Dia telah menemanimu melewati berbagai tantangan musim.


Ketika dunia bergerak dengan cepat, perempuan justru dihadapkan dengan lebih banyak perubahan. Dia begitu sibuk dengan tubuhnya sendiri. Menstruasi, kehamilan, melahirkan, menyusui, perubahan hormon, dan lain-lain. Ketika menghadapi setiap perubahan menjadi hal yang tidak mudah, berbagai tuntutan dari luar dirinya ikut meminta perhatian. 


Para Wanita tangguh, tanganmu diberkati kendali akan kehidupan dan kematian. Tetapi cinta yang besar terlampau dalam menguasai hati. Waktu  terus membawamu kepada berbagai peran. Dari segala usaha dan perjuangan itu, Tuhan memberimu pahala yang lebih tinggi.

 

Menjadi seorang perempuan adalah keberuntungan. Beberapa orang menerimanya dan sebagian yang lain merasa dilewati. Yang sudah merasakan arti peranmu sebagai anugerah, maka bersyukurlah. Yang merasa hanya sebagai pelengkap penderita, bangunlah dari pelayananmu semalam. Cuci wajah lelahmu. Sisir rambutmu yang mulai kusut. Tersenyumlah sekali lagi, setiap pagi datang menyapa. Seorang budak pun berhak untuk menikmati cinta yang ditaburnya. 


Ketika perempuan mempunyai kebebasan untuk menentukan hidupnya, bahkan dia tidak tahu apakah pilihan itu membawanya kepada kesenangan atau kesengsaraan. 

Begitulah hidup, dia tetap menjadi misteri abadi bagi setiap mahluk. Ketika belum ada yang mempunyai kemampuan melihat keadaan di depan, nyatanya hidup harus tetap dijalani. 

  

Untuk semua perempuan yang berani melanggar pandangan-pandangan kuno. Mendobrak aturan yang hanya membuatnya tidak leluasa meraih mimpi. Menemukan sebagian diri mereka telah bertindak sedikit berbeda dari norma sosial, kalian tidak sedang di jalan yang salah. Karena hidup tidak hanya tentang benar dan salah, hitam dan putih, menang dan kalah.


Bagi kalian yang bertemu dengan para budak cinta itu, ingatlah jika mereka tidak sedang meluapkan kesombongan. Mereka adalah perempuan-perempuan yang sedang menjadi diri sendiri. Mengangkat tubuh dan ruh mereka kearah sinar benderang, untuk selanjutnya menyirami bumi dengan kasihnya. 


Ibu tetaplah seorang ibu yang selalu mencintai.

Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Semesta dengan detail terus mencatat setiap pemberianmu.


Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2020.





























 

 

 

Read More

Sang Penggoda


Sejak proses penciptaan, perempuan ditakdirkan untuk menjadi penggoda. 
Tanpa bermaksud menggoda pun pesonanya tetap menebar. Dengan sifat alami itu penghuni alam semesta mempertahankan ras.

Dalam kurun waktu yang bersamaan beberapa spesies mengenal arti setia, dan sebagian yang lain tidak memahaminya. Setinggi apa sebuah jiwa menghargainya  sangat bertautan dengan sedalam apa dia mengenal Sang Guru Sejati yang bersemayam di pusat kening selembar tubuh.

Sebelum menghakimi takdir tengoklah hati yang menunggumu dengan senyuman.

(catatan untuk anak-anakku)


Akulah sang penggoda

Yang membangunkanmu dari lelap

Merayapi kenangan

Menggelitik ingatan


Hentakkan aku

Agar kuurai mimpimu semalam

Menjaga jiwamu tetap sadar

Jika setia adalah kehormatan


Akulah sang mentari

Aturlah tubuhmu denganku

Atau kau terbakar dalam lenguhanku

Tanpa kemampuan untuk kembali


Ikhlaskan aku

Menjalani takdir membaui pagi

Agar tak lupa kau syukuri

Hidup masih setia menemanimu

Read More

Merawat Anak Lelaki dan Perempuan


Apakah menumbuhkan anak lelaki akan berbeda dengan anak perempuan? Pernyataan ini tentu bisa dijawab oleh orang tua yang sudah diberi anugerah besar ini. Ketika Tuhan mengijinkan kita memiliki anak lelaki sekaligus perempuan dalam sebuah keluarga kecil.  

Siapakah orang tua yang beruntung itu?

Ya, tentu saja saya, dan Anda yang sudah berhasil menghadirkannya ke muka bumi setelah perjuangan panjang membawanya kemana-mana selama sembilan bulan. Melahirkannya dengan kekuatan penuh, dan menemani tumbuh kembangnya. Dunia baru mereka bukan lagi rahim hangat dan nyaman kita, melainkan lingkungan baru yang lebih bising dan penuh warna. 

Sebelum mempersiapkan mereka menghadapi dunia, sebagai orang tua kitalah yang lebih awal mesti mengusahakannya. Mengedukasi diri terlebih dahulu sebelum menerapkan edukasi yang tepat untuk sang buah hati.

Pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan memang tidak bisa disamakan. Mulai dari segi pertumbuhan fisik (ketika anak perempuan tumbuh lebih cepat dari laki-laki), kemampuan verbal (ketika jumlah kosa kata serta kemahiran berkomunikasi lebih cepat pada anak perempuan), kemampuan motorik (ketika anak laki-laki lebih cepat dalam berlari, melompat, dst), kemampuan emosi (ketika anak perempuan lebih ekspresif dalam menunjukkan emosi mereka daripada anak laki-laki).

Bagaimana caranya agar berhasil mendidik anak ?
Jawabannya ada pada masing-masing keluarga. Sebaik apapun sebuah teori jika tidak pernah dilakukan maka sudah pasti tidak akan ada hasilnya. Sehebat apapun sebuah usaha jika hanya dilakukan sepihak tentu hasilnya tidak akan maksimal.
Yang paling baik adalah terus berusaha, berdoa, dan berjuang bersama.
Seiring waktu berjalan, nyatanya orang tua dan anak-anak akan terus belajar bersama. Saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Tidak ada anak-anak yang hebat sendiri tanpa dukungan orang tua, begitupun sebaliknya.

Kapankah orang tua dikatakan sukses dalam mendidik anaknya?

Heiii... hidup masihlah panjang. Ada banyak waktu yang masih harus kita lalui bersama. Bahkan ketika anak-anak sudah menikah dan membentuk keluarga kecil mereka, orang tua masih seringkali dikaitkan dengan kehidupan anak-anak mereka. Semua itu terjadi karena kita masih terus terhubung dalam tali darah yang bertaut, walau tidak tinggal seatap lagi.

So, ngga usah dipikir apakah kita sudah sukses atau tidak. Selama kita melewati hari-hari dengan penuh rasa syukur, bahagia, dan cinta kasih antar sesama anggota keluarga maka saat itulah kita sudah berhasil. 

Nikmati saja bahagiamu, rayakan hidup bersama orang-orang tercinta saat ini juga. Setiap saat dan terus menerus. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja. Hidup itu seperti sungai yang mengalir. Kita tidak akan melewati aliran yang sama.
Anak-anak tidak selamanya harus ada dalam gendongan. Tidak selamanya akan menghabiskan waktunya dengan bermain dan berantakin rumah.
Nikmati setiap masa, karena semua akan segera berlalu. Hingga kita sampai pada saat ketika anak-anak mulai sibuk dengan kehidupan mereka.
 
Sebagai orang tua, lalu apa yang sebaiknya kita usahakan?

Dari beberapa literasi yang dikumpulkan maupun pengalaman beberapa teman, ada beberapa point yang bisa dilakukan secara berkelanjutan.

1. Mengasah kemampuan anak untuk mengelola emosi.
Anak perempuan biasanya lebih mahir dalam berkomunikasi. Walaupun begitu, bukan berarti anak laki-laki boleh dibiarkan tumbuh tanpa kemampuan itu. Anak lelaki yang bisa mengungkapkan perasaan dan pikirannya dengan baik, akan lebih mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain.

2. Mengajak mereka memiliki sikap empati.
Sikap ini penting untuk ditumbuhkan sejak dini. Sebagai mahluk sosial, kelak anak-anak harus mampu memahami orang lain, dimulai dari lingkup yang paling sederhana yaitu keluarga kecil (pasangan dan anak-anak mereka).

3. Menguatkan keyakinan diri.
Anak-anak terlahir dengan keyakinan diri yang kuat. Bagaimana tidak, mereka terus tumbuh tanpa merasa khawatir. Jika terjatuh mereka tidak ragu untuk kembali berusaha bangkit. Pada perkembangan selanjutnya lingkungan mulai menunjukkan pengaruhnya. Lingkungan pertama itu justru adalah orang tua mereka sendiri. Sehingga sangat penting untuk tetap membuatnya percaya diri, yakin pada kemampuan sendiri, dan merasa berharga.

4. Mengingatkan untuk tetap menghormati orang lain.
Karena diatas langit masih ada langit. Percaya diri bukan berarti sombong. Anak-anak harus terus diingatkan bagaimana berpikir, berkata, dan berperilaku yang baik kepada orang lain. Saling mengingatkan satu sama lain dalam sebuah keluarga.

5. Menunjukkan rasa cinta dan sayang kepada anak-anak.
Bagaimana anak-anak dapat menikmati cinta orang tuanya, akan menentukan bagaimana sikap bertanggung jawab dan integritas itu ditumbuhkan. Kelak mereka akan menjadi kepala keluarga, menjadi suami, menjadi istri, dan menjadi ayah/ibu bagi anak-anak mereka. Beri mereka kesempatan untuk merasakan itu terlebih dahulu dari kita, orang tuanya.

Jangan lupa sampaikan kepada mereka...
"Kami bangga kepada kalian, karena kalian adalah pejuang-pejuang yang kuat. Kami sangat percaya jika kalian akan menjadi orang-orang hebat dan bermanfaat."


Love you kidoz 



Lelaki Muda

 

Lelaki hebat adalah lelaki yang berani mencari jalan lahirnya sendiri

Merobek dinding yang menghimpit logika

Lelaki yang berdiri dengan kakinya sendiri

Melepas keangkuhan  dan ego di kepala

 

Pantang menggulung layar

Memeluk waktu dengan tegar

Mengupas jati diri dengan sabar 

Memberi nyawa kepada mimpi yang melebar

 

Terus melenggang tanpa menoleh ke belakang

Tersenyum menebas ranting yang melintang

Dua lelaki yang sudah dihadirkan matang

Tak sudi bersembunyi di balik kutang 

 

Read More

Maksimalkan Setiap Waktu & Kesempatan

Tulisan ini saya buat untuk tetap menyemangati para wanita hebat yang menjadi wanita karir dan seorang ibu dalam waktu bersamaan.

Pada saat masih menyandang status wanita bekerja, orang mengenal saya sebagai seorang karyawan yang galak dan tegas. Saya akan selalu mengingatkan team kerja untuk menepati waktu. Memanfaatkan waktu kerja dengan efisien tanpa mengurangi hasil yang diciptakan. Bagi saya kerja lembur terlampau sering itu tidak bagus. Tidak baik untuk diri sendiri dan keluarga. Selama saya masih bisa mengatur urusan rumah dan keluarga dengan cukup baik, saya akan berjalan terus dengan prinsip saya. Tidak boleh ada yang dirugikan baik itu pekerjaan maupun keluarga. Sesekali memang ada saja yang berkomentar agak pedas di kuping. Tetapi itu membuat saya selalu eling jika saya harus tetap melaksanakan kewajiban di dua tempat dengan adil dan bijaksana. 

Karena sesungguhnya hidup ini hanyalah tentang prioritas.  

Sebagian mungkin mengerti sikap saya, dan sebagian lagi mungkin mencibir. Entahlah, tetapi saya tidak mau menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak memberi pengaruh positif kepada saya. Saya tidak mau terlalu larut dalam penilaian orang lain. Saya tidak perlu menyenangkan pandangan orang lain. Saya terus bergerak menjadi diri saya sendiri. Dengan tetap menyelesaikan semua kewajiban dan menjaga niat baik, saya yakin alam semesta akan memberkati semua usaha saya. 

Sehebat apapun posisi karir kita, ada hal-hal yang tidak bisa kita lepaskan. Tugas sebagai seorang istri, sebagai seorang anak, sebagai seorang menantu, ataupun seorang ibu, dari sebuah keluarga yang kita bentuk sendiri. 
Bagaimana tidak, suami yang mendampingi kita adalah pilihan kita sendiri. Anak-anak pun hadir sebagai hasil dari kesepakatan kita bersama. 

Dengan segenap keyakinan kita sudah mengambil sebuah pilihan penting. Maka ketika lelah menghampiri setiap tugas-tugas itu, ingatlah kembali kepada semangat yang membara ketika kita memutuskan untuk memulainya. 
Tidak ada yang mudah. Semua perjuangan membutuhkan waktu dan tenaga lebih. 

Wanita bukan hanya sebatas rahim dan susu. 
Ketika seorang wanita telah menghadirkan anak-anak ke dalam sebuah keluarga, bukan berarti dia tidak mempunyai keinginan untuk mewujudkan mimpinya sendiri. Berkarir disebuah perusahaan misalnya, menekuni hoby/kegemaran, atau sukses dalam sebuah bisnis. 

Berprestasi di tempatnya bekerja atau usaha yang digeluti juga merupakan sebuah kebahagian lain yang diimpikan seorang wanita.

Apakah perjuangan itu akan sama dengan seorang suami?
Jawabannya adalah ya dan tidak. Semua tergantung kepada kesepakatan kedua belah pihak. Wanita yang bekerja diluar rumah tetap bertanggung jawab kepada kondisi rumah dan keluarganya. Urusan anggota keluarga, dapur, kebersihan rumah, cuci mencuci pakaian, keagamaan dan adat. Suami cenderung lebih bertanggung jawab kepada ketersediaan dana untuk kelangsungan hidup sebuah keluarga. 

Suami yang penuh pengertian akan menjadi partner istrinya disegala bidang diseumur hidup mereka. Ketika seorang ibu harus menyusui sambil bekerja, suami dapat menemani saat-saat istrinya harus menyusui atau memerah ASI. Suami dapat sekedar menyiapkan bekal makanan, menghadiahkan sebuah majalah, atau memijat istri yang sedang menyusui. 
Anak-anak tidak harus disusui disepanjang hidup mereka. Maka masa-masa itupun akan berlalu dengan cepat.

Cara-cara yang dilewati dalam menemani tumbuh kembang anak-anak juga terus berkembang sesuai usia mereka. Ketika di usia PAUD sampai dengan SMA anak-anak butuh waktu lebih banyak dengan orang tuanya, penuhi saja kebutuhan itu.  Dengan perjuangan ekstra tentunya. Sampaikan dengan jujur jika sesekali kita tidak bisa hadir ditengah mereka. Tapi bukan dengan cara menghindarinya. Tanpa harus diceritakan pun, anak-anak dapat melihat usaha orang tuanya sendiri. 

Berusaha menyempatkan makan siang bersama anak-anak di rumah atau di sekolah mereka bisa menjadi pilihan bijak untuk menambah bounding. Menepati janji untuk menjemput anak-anak sepulang sekolah juga memberi pengaruh positif kepada mereka. 

Pengalaman sering memeluk ibu dari belakang sambil bercerita di atas sepeda motor yang sedang melaju akan menjadi kenangan indah di masa dewasa mereka nanti. Nikmati saja masa-masa itu dengan rasa syukur, walau harus tetap berpacu dengan waktu kerja. 

Karena akan sampai pada waktunya ketika kita menyadari anak-anak sudah mulai asyik dengan teman-temannya. Waktu tidak memberi kita kuasa untuk diputar ulang. Pastikan jika saat anak-anak sudah mulai mandiri, sebagai orang tua kita pun kembali menikmati masa-masa pacaran dan berbulan madu kedua.

TETAP SEMANGAT PARA ORANG TUA TANGGUH
SEMESTA AKAN SELALU MEMUDAHKAN USAHAMU

 

Read More

Lele Frozen Sebagai Peluang Bisnis

Produk Lele Frozen

Mengembangkan bisnis kuliner dimasa pandemi adalah pilihan yang tepat. Salah satunya adalah memelihara ikan lele. Selain untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga, lele dapat dikemas menjadi makanan siap olah. Lele frozen misalnya. Caranya pun cukup mudah dan sederhana. 

1. Pilihlah bibit lele yang sehat dan lincah

Bibit yang bagus memungkinkan kita untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Bibit yang bagus bukan hanya dilihat dari besar dan panjangnya benih. Benih lele yang berusia satu bulan sudah cukup umur untuk dipindah ke kolam pemeliharaan kita.


2. Pilihlah pakan yang tepat sesuai usia Lele. 

Perhatikan jenis asupan yang diberikan kepada lele, mulai dari pertama kali menanam benih sampai usia cukup panen. Selain pemberian pelet yang tepat, lele juga suka diberi makan sayuran hijau. Lele yang sehat bukan hanya dilihat dari bobot tubuhnya yang besar. Lele yang mendapatkan cukup protein dan vitamin dari pakan yang berkualitas akan tumbuh dengan sehat dan mengurangi bau amis saat diolah.

3. Menjaga kualitas air tetap bagus. 

Jenis kolam lele dapat disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang ada. Kunci pemeliharaan ikan lele adalah kualitas air dan pakan yang bagus. Karena lele yang hidup di dalam kolam dengan kualitas air yang baik serta cukup oksigen akan memungkinkan dia tumbuh dengan sehat. Setelah cukup umur, lele dapat dipanen kemudian dibersihkan (membuang isi perut dan memotong sungutnya)


4. Siapkan bumbu-bumbu dapur yang diperlukan seperti garam, kunyit, bawang putih, dan ketumbar.


5. Haluskan semua bahan.


6. Balurkan semua bagian tubuh lele yang telah bersih dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Biarkan sesaat agar bumbu semakin meresap.

7. Kemas lele yang sudah dibumbui ke dalam plastik penyimpanan sesuai berat yang dibutuhkan. 

Menyimpan makanan di dalam freezer memerlukan cara yang berbeda dari sekadar menyimpan makanan dalam suhu ruang atau kulkas chiller. Lele harus disimpan dalam kemasan frozen food kedap udara. Dengan packaging yang aman dan rapat, lele yang disimpan ke dalam freezer akan lebih tahan lama.


SEMUA BISA MELAKUKANNYA
JAGA NIAT BAIK & TETAP SEMANGAT

 

Read More

Cermin Hati

 

Cermin yang mampu memantulkan wajahmu pun tidak dapat 
memantulkan dirimu yang sebenarnya.

Terkadang bercermin membuat kita sadar jika hidup pun tidak selalu benar, karena semakin tinggi kemajuan teknologi, semakin tinggi kemampuan cermin menampilkan gambar lain. 

Sikap dan tindakan baik yang dilakukan belum tentu terlihat baik dan diterima baik oleh manusia lainnya. Apalagi dimasa ketika kemampuan digital semakin meroket. Media sosial tampil bak cermin yang mewakili hidup seseorang. Gambar-gambar yang ditampilkan silih berganti belum tentu adalah salinan dari cerita atau wujud yang sesungguhnya. Masyarakat mengenalnya dengan Istilah dunia tipu-tipu, walau banyak juga yang menampilkan gambar asli.

Berita yang muncul belum tentu kebenarannya. Kelihaian para kuli tinta meramu kata mampu membelokkan arah permasalahan di kepala seseorang. Keengganan membaca secara utuh sebuah informasi menambah masalah baru. Maka terbentuklah sebuah rumor yang jauh dari realita.

Sikap yang berulang-ulang dilakukan seseorang adalah cermin dimana dia akan menampilkan gambarnya sendiri. Tidak ada orang yang mampu berbohong disepanjang hidupnya. Karena apa yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi sebuah karakter yang melekat. Perilaku seseorang adalah cerminan hatinya. Perilaku adalah cermin dimana setiap orang menampilkan dirinya sendiri. 

Dimana kita bisa mendapatkan cermin yang jujur?

BERCERMIN KE DALAM. 
Selama pikiran kita masih berusaha memenjarakan kehidupan dan kenyataan kedalam konsep dan bahasa, diri sendiripun hanya akan menjadi misteri abadi. Kita tidak mengenal siapa diri kita dan apa tujuan kita.

Berikut adalah kutipan menarik dari buku, Dengarkanlah; Reza A.A. Wattimena.
Kita tidak melihat objek secara langsung, melainkan mencerapnya dengan menggunakan ujung mata kita. Kita bisa mencerap keadaan sekitar secara menyeluruh pada waktu yang bersamaan. Ini hanya dapat dilakukan ketika kita tidak lagi berpikir tentang melihat, tetapi membiarkan mata melihat secara alami. Ketika mata melihat secara alami, maka ia melihat dengan lebih tajam, tanpa terganggu oleh pikiran apapun. Demikian halnya dengan indra-indra manusia yang lainnya. Semua bisa bekerja secara alami dan maksimal ketika ia tidak terganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak teratur. Ketika pikiran bekerja berlebihan, kita kehilangan spontanitas, sikap alamiah, dan intuisi. Kita pun kehilangan ketenangan batin. Kita terjebak pada segala bentuk dan konsep yang diciptakan pikiran.

So, bagaimana?
Sudah siap melihat dirimu sendiri secara utuh?
Diri sejati hanya ditemukan ketika ada kegigihan untuk mengenalnya lebih dalam. Kebahagian sejati tercipta saat ada kebesaran hati untuk menerima diri sendiri apa adanya, kemudian ada usaha yang kuat untuk merubahnya ke arah yang semakin baik hingga terbebas dari ilusi mata.

Read More

Matahari, Bulan, dan Kebenaran



Ada tiga hal yang tidak dapat disembuyikan lama, dia adalah matahari, bulan, dan kebenaran (Buddha).

MATAHARI
Ahli astronomi modern telah paham jika matahari kita hanya salah sebuah dari kira-kira 100.000.000.000 bintang dalam kelompok bintang kita, atau rasi bintang, yang disebut Bimasakti. Matahari dan keluarga planetnya bertempat disalah satu tangan-tangan spiral Bimasakti. Matahari merupakan pusat yang sekelilingnya menjadi tempat berputar bumi dan berbagai planet tata surya. Matahari benar-benar merupakan jantung tata surya. Matahari adalah sebuah bintang istimewa. Matahari memungkinkan semua kehidupan. Matahari memberikan cahaya, panas, makanan, dan oksigen. Jika dia menghilang dari pandanganmu, dia tidak sedang benar-benar pergi. Apapun yang mampu menyembunyikannya, pada akhirnya akan menyerah jua akan panas dan energi yang Maha Dahsyat itu.

BULAN
Mengitari bumi karena tarikan gravitasi. Melintasi langit bumi sekali setiap 24 jam. Seseorang yang menatap bulan akan memperhatikan bahwa bentuknya kelihatan berubah setiap malam dan berjalan melalui satu daur lengkap dalam waktu sekitar satu bulan. Fase bulan disebabkan oleh perubahan posisi relatif bulan, matahari, dan bumi. Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri, dia bersinar karena cahaya pantulan. Bulan memantulkan rata-rata hanya 7% cahaya matahari yang jatuh secara vertikal di atasnya. Sesekali tak nampak di langit bukan berarti Bulan benar-benar menghilang dari orbitnya.

KEBENARAN
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan objek, bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Kebenaran adalah lawan dari kekeliruan yang merupakan objek dan pengetahuan tidak sesuai (Wikipedia).
Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan selalu berusaha memeluk suatu kebenaran. Dan berbicara tentang kebenaran ilmiah tidak dapat dilepaskan dari fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana dapat digunakan dan dimanfaatkan manusia.
Kebenaran dapat dikelompokkan dalam tiga makna kebenaran (SlidePlayer.info)
1. Kebenaran Moral
Kebenaran ini menjadi bahasan etika, ia menunjukkan hubungan antara yag kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan.
2. Kebenaran Logis
Kebenaran yang menjadi bahasan epistemologi, logika, dan psikologi. Ia merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif.
3. Kebenaran Metafisik
Kebenaran yang berkaitan dengan yang - ada sejauh berhadapan dengan akal budi. Yang ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akal budi yang menyatakan.

Seperti halnya dengan alam semesta yang diliputi misteri, kebenaran pun dipercaya sebagai sesuatu yang mutlak terjadi. 
 


 



Read More

Teratai Muda

 

Teratai muda yang bersemayam di tengah dada. Hanya engkau yang paling setia. Yang akan tetap menemani dalam keadaan apapun. Yang selalu mengingatkan untuk tetap tenang dan bersabar menghadapi dunia.

Terkadang suaraku memang samar bahkan menghilang. Tetapi engkau tetap mendengarnya. Daun-daun telinga kecilmu terlalu lebar untuk semua ceritaku. Menangkap makna setiap bait dengan utuh tanpa memantulkan pertanyaan baru. Mungkin karena engkau menyadari jika pada saatnya semua akan menjadi dungu dihadapanmu.

Teratai muda, aku kembali kepadamu. Tengoklah luka-luka ini. Kepada segala kerendahanku, waktu memberi pengalaman yang terlampau tinggi. Menyisakan suara langkah dari dalam.

Mengapa aku tidak lumat olehnya? 

Seharusnya aku sudah terbelah menjadi bagian-bagian lebih kecil, hancur luluh bersalin rupa menjadi debu. 

Tetapi tidak !

Setiap detik yang berlalu selalu membawaku kepadamu.

Teratai muda yang semakin memesona. Langkah ini sampai di belahan rambut beruban, tanpa rasa asing diantara pucuk-pucuk belia. Betapapun lirih dan lemahnya suaraku, ia hadir dari inti jiwa yang terdalam. Dan engkau selalu membuka kelopak-kelopak cantikmu, agar aku menghambur kepadamu. 





Read More

Tarian Waktu


Aku yang menarikan waktu

Larut dalam tiap ketukan

Tanpa jeda

Aku adalah bintang dilangit luas

Menjelajah jagat hingga puas

Semesta menjagaku 


Read More

Rindu



RINDU


Aku yang mencintaimu dalam sunyi

Tanpa riak emosi

Menjumpaimu sendiri

Ketika yang lain dipeluk ilusi

Sungguh ini memabukkan

Dikepung rindu yang enggan berkesudahan 

Membawaku diam-diam 

Terbenam jauh semakin dalam 

Mengikuti arah arus

Menjaganya lekat agar tak tergerus

Kekasih…

Bagiku jarak ini hanyalah candaan waktu

Aku selalu punya alasan untuk menunggumu 


 

Read More

Patah Hati Di Masa Lalu

Setiap yang hidup mempunyai masa lalu. Masa yang baru saja dilewati. Masa yang sudah ditinggalkan waktu. Masa yang tidak dapat diputar ulang. Masa yang penuh makna (jika kita mau bersikap lebih mengambil hikmah daripada memelihara kebencian). 

Dari masa yang telah lewat kita belajar sesuatu. Ketika waktu tidak memberi kuasa untuk memperbaiki yang sudah terjadi, harapan tetap menawarkan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang. Semua kembali kepada pilihan kita, apakah terpaku dengan keadaan sebelumnya atau bangkit untuk memperbaiki pencapaian. Menetap di masa lalu akan merenggut kebahagiaan saat ini. Hiidup di masa depan hanya akan merampas nikmatnya hari ini.

Wajarkah menangisi kegagalan?
Sangat wajar, bahkan terlalu wajar. Semua bersifat alamiah dan manusiawi. Menangislah sepuasnya hingga engkau merasa jika tangisanmu sudah cukup. Bersedihlah secukupnya sampai engkau siap untuk kembali kuat. 
Rayakan duka sewajarnya, karena pada akhirnya semua akan baik-baik saja. Harapan akan terus melayang-layang disekitarmu. Tangkaplah cepat. Tidak ada yang mudah tetapi semuanya mungkin untuk diraih.


Setiap yang hadir dalam perjalanan selalu membawa cinta. Ketika tidak sesuai dengan harapan maka ia menjadi luka. 
Cintai lukamu, rawat dia dengan baik dan penuh ikhlas. Jangan memupuk kebencian kepada luka. Terkadang luka pun hadir untuk menyampaikan sebuah pelajaran. Semesta menyampaikan cinta tidak melulu dengan kejadian yang menyenangkan. Hal yang seringkali baru disadari beberapa saat kemudian. Sesuatu yang justru disyukuri dalam beberapa tahun di depan.

Yang sedang patah hati ditinggal kekasih jangan terlalu larut dalam sedih. Ketika segala yang dipertaruhkan dengan sepenuh hati kemudian dibalas separuh hati. Ketika kita berusaha mempertahankan harapan, yang lain justru tidak mau diperjuangkan. Takdir tidak layak dijadikan kambing hitam. Belajar dari luka akan membuat hidup semakin tumbuh dan berkembang.

Yang belum menemukan pasangan dan masih sendiri jangan tenggelam dalam gundah. Tuhan tidak membiarkanmu mendapatkan orang yang salah, atau menikah muda justru akan membuatmu menghadapi sengsara.

Yang lama belum diberikan buah cinta atau sedang mengandung tetapi gugur dalam pertumbuhan pun jangan sakit hati. Mungkin kalau dipaksakan kita harus berhadapan dengan janin yang tidak sempurna. 
Untuk menyelamatkanmu, terkadang sang waktu terpaksa menghadirkan sakit. Semesta sedang melatih agar kita siap menerima pertolongannya. 

Begitu seterusnya... Hidup akan bertahan sebagai sebuah misteri.
Jangan berhenti untuk tetap berpikir positif, berkata-kata yang indah, dan menjaga perbuatan yang baik.

(untuk anak-anakku, hidup adalah sebuah refleksi diri)




MASA LALU

 

Aku sudah memaafkanmu

Jangan hadir lagi dalam ingatanku

Karena berkencan denganmu

Terlanjur menjadi bagian dalam hidupku


Aku sudah melupakanmu

Jangan datang lagi untuk bertanya tentang perasaanku

Aku sungguh tak punya kuasa merubahmu

Hanya karena merindukannya

 

Read More

Senja Kita




Aku adalah ketulusan yang terhempas

Lepas

Tak bermata

Lembut dibalut cinta

Aku adalah matahari senja

Yang hadir dengan manja

Menghilang dengan cepat 

Tak memandang dimana kau memilih tempat

Aku adalah keindahan tanpa surai

Tiada guna kau menyeringai

Ketika cahayaku tak sampai

Itu karena engkau berkasih dengan lalai

Tataplah awan gelap

Genit menggodamu hingga terlelap

Menuduh cahayaku kelam

Hanya membuatmu luka menyambut malam

Read More

Amplop Kutukan



AMPLOP KUTUKAN

 

    “Dua bulan bekerja disini, dan kamu sudah mengecewakan saya. Menurutmu ini hanya tentang bisnis, tetapi tidak buat saya. Sikapmu itu bisa menentukan bagaimana Lala akan memandang saya setelah hari ini!” seperti lebah, kata-kata Pak David terus mendengung ditelingaku.

    Aku Mirah, seorang kredit analis dari salah satu bank perkreditan rakyat di Denpasar.  Lulus dari bangku kuliah, adalah prestasi besar bagi keluarga kami. Ayahku hanya seorang housekeeping tua di salah satu hotel yang ada di daerah Kuta. Ibuku seorang pengajar tari dari satu sanggar ke sanggar lainnya. Maka ketika masa kuliahku berakhir, masuk ke dunia kerja menjadi tujuan pertama. Aku melayangkan lamaran ke beberapa perusahaan. Semakin banyak kail dilempar, semakin besar kemungkinan mendapat ikan, pikirku.

    Surel panggilan untuk seleksi karyawan datang dari  tiga perusahaan. Perusahaan properti, perusahaan food and beverage, dan sebuah bank perkreditan rakyat yang ada di Denpasar. Berlatar ilmu ekonomi dan bisnis akhirnya aku menjatuhkan pilihan kepada perusahaan terakhir.

    Sebulan berlalu dan aku berhasil lolos dari semua tahapan yang disyaratkan. Dengan rasa percaya diri, aku menandatangani kontrak kerja dengan jabatan kredit analis. Proses belajar dan praktek kulewati dalam satu bulan berikutnya. Dari prestasi itu aku berhak  mendapat akses ke dalam sistem perusahaan untuk selanjutnya mempunyai kewenangan menganalisa calon customer perusahaan.

     Hari itu aku mendapat tugas survey ke salah satu art shop yang menjual pakaian jadi di daerah Seminyak. Wilayah ini dekat sekali dengan rumah kontrakan kami yang berlokasi di daerah Kuta. 

Lewat telepon kami menyepakati waktu kunjungan. Tepat pada pukul 11.00 Wita akhirnya aku tiba di lokasi. Bapak Budi menyambutku hangat. Aku dibimbing untuk masuk ke dalam art shop yang cukup besar. Di dalam terdapat satu ruangan yang difungsikan layaknya sebuah kantor kecil. Obrolan meluncur dengan nyaman, beliau membagi informasi bisnisnya dengan lancar. 

Suasana mulai berubah ketika aku meminta penjelasan beberapa dokumen laporan rekening koran yang terlihat kurang aktif dengan transaksi agak mencurigakan. Nota-nota usaha yang dilampirkan juga nampak ganjil. Ada beberapa kejanggalan dalam kelengkapan data permohonan kredit yang diajukan.

Pak Budi menyeringai, sepertinya dia mencium firasatku. Tiba-tiba Bapak itu memanggil nama seseorang. Nama yang dipanggil datang dan masuk ke dalam ruangan bersama tiga lainnya. Mereka berdiri disekitar kami duduk. Nyaliku mulai mengkerut. 

     “Saya sangat membutuhkan dana itu, Mbak. Tolong dibantu!“ kata Pak Budi sambil menerima sebuah amplop dari tangan lelaki yang berdiri paling dekat dengan posisinya. Perlahan Pak Budi meletakkan amplop putih itu tepat di atas meja yang ada di depanku. Semua mata tertuju pada benda itu. 

“Tentu, Pak Budi. Tetapi saya sudah digaji oleh perusahaan tempat saya bekerja. Tanpa diminta, saya akan membantu mewujudkan harapan Bapak!“ jawabku.  Pak Budi bergerak meninggalkan ruangan pengap itu. Aku bangun dari kursi dan bersiap-siap meninggalkan ruangan yang makin menyesak. Seseorang dari mereka menepuk pundakku. “Duduk saja dulu, Mbak!” katanya. Sebuah permintaan halus yang disampaikan dengan wajah sangar.

Aku mulai terlibat baku tatap dengan empat laki-laki  berangasan, yang sedang mengelilingiku dengan posisi bersandar di tembok ruangan. Aku harus keluar dari ruangan ini dengan selamat, tekadku bulat.

Tak lama, Pak Budi datang sambil membawa dua botol minuman ringan dalam kaleng. “Minum dulu, Mbak....!“ katanya. Aku meraih satu diantaranya. Setelah menolak amplopnya, dia mungkin saja tersinggung jika aku juga menolak minuman yang ditawarkan. Ocehan Pak Budi tentang aktivitas usahanya semakin membual. Dengan segala cara dia berusaha meyakinkan aku jika usahanya berjalan lancar. Selain retail untuk pasar lokal, produk juga diekspor ke luar negeri. Rekanan usahanya banyak. Tentu semua tanpa dokumen pendukung yang memadai. 

Otakku sibuk mencari jalan untuk bisa keluar dengan aman. Lokasi kantor yang berada di dalam toko membuat orang yang berlalu-lalang di sepanjang trotoar daerah Seminyak itu tidak terlihat. Pak Budi mulai menyentuh amplop putih itu lagi dan meraih tangan saya. “Rejeki jangan ditolak. Kita sama-sama cari makan!“ katanya sambil berdiri. 

Aku merasa sangat tersinggung dengan ucapan itu. Tetapi pandangan tajam dari empat lelaki lain membuatku digelayuti gentar. Mereka saling sahut menyahut memintaku menerima amplop itu. Aku berdiri dan memasukkan amplop itu ke dalam tas ranselku. Ucapan terima kasih berhasil membuat mereka tersenyum.

    Motorku melaju ke arah Kuta, ibu adalah tujuanku selanjutnya. Setelah menyelesaikan makan siangnya, ibu segera menyambar helm yang tergantung di garase. Aku memacu motor sambil membonceng ibu dengan posisi menghadap ke depan. Aku kembali ke lokasi customer tadi. 

Tepat di seberang toko itu aku berhenti. Ibu menyeberang jalan, berlari kecil menuju toko yang sudah kuinformasikan sambil membawa amplop putih tadi. Dari kejauhan kulihat ibu bertemu dengan Pak Budi. Wajahnya tampak kebingungan. Ibu menunjuk ke arahku. “Terima kasih, Pak!” seruku. Pak Budi hanya terdiam. Waktu yang sangat singkat itu dimanfaatkan ibu untuk menyeberang jalan kembali kepadaku. Rasanya lega, beban dipundak sudah kulepaskan.

       Tiga puluh menit berlalu saat aku menyelesaikan laporan kunjungan survey hari ini. “Mirah, kamu dipanggil Pak David di ruangannya. Ayo kita ke dalam!” ajak Pak Agung, sales head kami. Aku menurut dan berjalan beriringan menuju ruangan kaca yg tampak lebih mirip akuarium di pojok ruangan.

       “Bagaimana hasil analisa saudara ipar saya, Mirah?“ tanya Pak David menyapa. “Hari ini saya ada dua kunjungan. Saudara Bapak yang mana ya?“ aku balik bertanya. 

Astaga, customer yang tadi kutolak amplopnya itu masih saudara ipar beliau. “Saya reject Pak!“ jawabku sambil menelan ludah. Pak David membelalakkan mata. “Baru dua bulan disini, kamu berani menolak pengajuan kredit adik ipar saya, Mirah?” suaranya meninggi menandakan beliau kesal. ”Maaf Pak, tapi semua alasan penolakan sudah diinformasikan di dalam hasil analisa,“  lanjutku membuat pembelaan. “Justru itu masalahnya. Laporan yang sudah diinput ke dalam sistem tidak bisa dirubah lagi. Seharusnya bicarakan dulu dengan saya!” Setengah berteriak beliau memintaku keluar ruangan. 

      “Terkadang jika situasi memburuk, kita terpaksa harus mundur selangkah. Menunggu dengan sabar sampai situasi kembali menguntungkan untuk memberi reaksi yang tepat. Tindakanmu itu sudah benar, Mirah,” kata ibu. Aku menundukkan wajah dalam-dalam. Ingin rasanya menenggelamkannya jauh ke dasar bumi. Ada rasa sakit yang mulai berdenyut, walau aku sendiri tidak tahu dimana letak bagian yang sakit itu. Makan malam yang tersaji di meja makan tidak mampu menarik perhatianku.

“Tapi, Pak David menuduhku menerima suap, Bu. Ada rekaman video saat aku mengambil amplop itu.” Kali ini tangisku benar-benar pecah. “Siapa yang mengirim rekaman itu kepada bosmu?” tanya ibu penuh selidik. “Ibu Lala, istri Pak David!” jawabku. 

Aku menangis sesenggukan. Aku merasa sangat sakit. Sebuah luka baru yang muncul karena sebuah pengkhianatan. Ya, aku sedang dikhianati. Perusahaan yang perlahan mulai kucintai telah menjadikan aku korban untuk hati seseorang yang tidak ada hubungannya dengan struktur organisasi. 

“Inilah hidup, Nak. Tidak ada seorangpun memiliki kewajiban untuk baik kepadamu. Jika pun ada yang berbaik hati, maka itu adalah keberuntungan.” Begitulah ibu, beliau sangat mengerti kondisi yang kuhadapi, bahkan disaat aku belum memahami diriku sendiri.

Dengan berat hati aku menuruti permintaan Pak David. Surat pengunduran diri akan membuatku terhindar dari tuduhan melanggar prinsip integritas dalam perusahaan. Sebelumnya, melalui telepon Ibu Lala menuduhku meminta sogokan lebih besar dengan cara menolak permohonan kredit. Sejatinya, sampai sekarang pun aku tidak pernah mengetahui nilai uang dalam amplop kutukan itu.

Setahun selanjutnya, ketika aku melewati jalan raya Basangkasa Seminyak, kusempatkan menoleh lokasi toko saudara ipar Pak David. Toko itu tutup dan berganti dengan yang lain. Aku mencoba mampir dan mencari info kepada penyewa yang baru. “Pak Budi tersandung kasus penipuan, Mba. Saya kurang jelas juga,” jawab ibu muda itu.

Benar kata ibu, jika kebenaran akan meninggikan kebaikan dan kehidupan yang suci. Kebenaran tidak dapat hidup di dalam hati yang lemah. 

Aku melanjutkan perjalanan menuju studio tari yang kurintis bersama ibu. Ahhh, tentu Mba Nia pegawai kami sudah tidak sabar menungguku. Ada banyak permintaan kostum tari dan jadwal pentas yang masuk ke surelku. 


(Penggalan Cerpen Dalam Buku Salma Dan Lelaki Kiriman Tuhan NW Sri Mulyani. Ada banyak cerita lain yang dapat dbaca dalam buku itu. Untuk pemesanan buku silahkan dm ke @nwsrimulyani)

 

Read More

Cinta Kepada Anak Perempuan

Walaupun ada orang yang mempunyai keahlian meramal jenis kelamin dari bentuk perut sang bunda, nyatanya jenis kelamin anak dalam kandungan tetap menjadi misteri. Berkembanglah sikap manusia yang terus mencoba untuk mengetahui jawaban lebih awal. Untuk itu mereka berusaha menghadirkan teknologi kedokteran yang semakin baik. Berupaya menjawab misteri, mendahului waktu yang sudah ditentukan Tuhan.  

Mengandung anak perempuan tidak ada bedanya dengan mengandung anak laki-laki. Setidaknya itu pengalaman yang kurasakan setelah melahirkan dua laki-laki dan satu perempuan. Proses melahirkan pun tidak ada bedanya, apakah lebih rumit ketika melahirkan bayi laki-laki atau yang perempuan. Sama mulesnya, sama kontraksinya, sama sakitnya, sama robeknya, dan sama bahagianya. Sulit tidaknya proses kelahiran tidak ditentukan oleh jenis kelamin sang bayi. Mahluk hidup lahir kedunia dengan membawa karma mereka masing-masing, dalam perjalanan akan bersanding dengan karma sang bunda. Karena itu tidak ada yang harus dibedakan dalam pengasuhan selanjutnya.

Bagiku mengasuh anak perempuan itu seperti mengasuh diri sendiri. Melihatnya tumbuh seperti meminjam mata ibuku. Seringkali aku berpikir apakah dahulu ibu memandangku sama dengan aku memandang perempuan kecilku sekarang. Secara fisik kita sama, walau isi kepala belum tentu sama. Seorang ibu dan putrinya yang bisa bersikap jujur kepada diri sendiri akan mengakui bahwa jumlah kepedihan dan kebahagiaan akan mereka rasakan secara timbal balik. Hal yang dirasakan sang ibu sejak kelahiran, tetapi sang puteri masih membutuhkan waktu panjang untuk memahami itu.

Masih teringat ibuku dulu, ketika aku masih remaja dan belum menikah. 
"Nanti kamu akan mengerti dengan sendirinya", kata Ibu saat itu.
Bersama sang waktu setiap perempuan akan terus belajar. Memahani diri sendiri, memahami tujuan mengapa diberi kepercayaan sebagai seorang perempuan, dan memahami orang lain yang hidup disekitarnya.

Selalu ada cinta yang unik antara seorang Ibu dan anaknya.


Perempuanku

Cinta ini tak lekang oleh waktu

Ikut memintal nafasmu

Sampai akhir masa

Jagalah muruahmu








Read More