Merawat Anak Lelaki dan Perempuan


Apakah menumbuhkan anak lelaki akan berbeda dengan anak perempuan? Pernyataan ini tentu bisa dijawab oleh orang tua yang sudah diberi anugerah besar ini. Ketika Tuhan mengijinkan kita memiliki anak lelaki sekaligus perempuan dalam sebuah keluarga kecil.  

Siapakah orang tua yang beruntung itu?

Ya, tentu saja saya, dan Anda yang sudah berhasil menghadirkannya ke muka bumi setelah perjuangan panjang membawanya kemana-mana selama sembilan bulan. Melahirkannya dengan kekuatan penuh, dan menemani tumbuh kembangnya. Dunia baru mereka bukan lagi rahim hangat dan nyaman kita, melainkan lingkungan baru yang lebih bising dan penuh warna. 

Sebelum mempersiapkan mereka menghadapi dunia, sebagai orang tua kitalah yang lebih awal mesti mengusahakannya. Mengedukasi diri terlebih dahulu sebelum menerapkan edukasi yang tepat untuk sang buah hati.

Pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan memang tidak bisa disamakan. Mulai dari segi pertumbuhan fisik (ketika anak perempuan tumbuh lebih cepat dari laki-laki), kemampuan verbal (ketika jumlah kosa kata serta kemahiran berkomunikasi lebih cepat pada anak perempuan), kemampuan motorik (ketika anak laki-laki lebih cepat dalam berlari, melompat, dst), kemampuan emosi (ketika anak perempuan lebih ekspresif dalam menunjukkan emosi mereka daripada anak laki-laki).

Bagaimana caranya agar berhasil mendidik anak ?
Jawabannya ada pada masing-masing keluarga. Sebaik apapun sebuah teori jika tidak pernah dilakukan maka sudah pasti tidak akan ada hasilnya. Sehebat apapun sebuah usaha jika hanya dilakukan sepihak tentu hasilnya tidak akan maksimal.
Yang paling baik adalah terus berusaha, berdoa, dan berjuang bersama.
Seiring waktu berjalan, nyatanya orang tua dan anak-anak akan terus belajar bersama. Saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Tidak ada anak-anak yang hebat sendiri tanpa dukungan orang tua, begitupun sebaliknya.

Kapankah orang tua dikatakan sukses dalam mendidik anaknya?

Heiii... hidup masihlah panjang. Ada banyak waktu yang masih harus kita lalui bersama. Bahkan ketika anak-anak sudah menikah dan membentuk keluarga kecil mereka, orang tua masih seringkali dikaitkan dengan kehidupan anak-anak mereka. Semua itu terjadi karena kita masih terus terhubung dalam tali darah yang bertaut, walau tidak tinggal seatap lagi.

So, ngga usah dipikir apakah kita sudah sukses atau tidak. Selama kita melewati hari-hari dengan penuh rasa syukur, bahagia, dan cinta kasih antar sesama anggota keluarga maka saat itulah kita sudah berhasil. 

Nikmati saja bahagiamu, rayakan hidup bersama orang-orang tercinta saat ini juga. Setiap saat dan terus menerus. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja. Hidup itu seperti sungai yang mengalir. Kita tidak akan melewati aliran yang sama.
Anak-anak tidak selamanya harus ada dalam gendongan. Tidak selamanya akan menghabiskan waktunya dengan bermain dan berantakin rumah.
Nikmati setiap masa, karena semua akan segera berlalu. Hingga kita sampai pada saat ketika anak-anak mulai sibuk dengan kehidupan mereka.
 
Sebagai orang tua, lalu apa yang sebaiknya kita usahakan?

Dari beberapa literasi yang dikumpulkan maupun pengalaman beberapa teman, ada beberapa point yang bisa dilakukan secara berkelanjutan.

1. Mengasah kemampuan anak untuk mengelola emosi.
Anak perempuan biasanya lebih mahir dalam berkomunikasi. Walaupun begitu, bukan berarti anak laki-laki boleh dibiarkan tumbuh tanpa kemampuan itu. Anak lelaki yang bisa mengungkapkan perasaan dan pikirannya dengan baik, akan lebih mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain.

2. Mengajak mereka memiliki sikap empati.
Sikap ini penting untuk ditumbuhkan sejak dini. Sebagai mahluk sosial, kelak anak-anak harus mampu memahami orang lain, dimulai dari lingkup yang paling sederhana yaitu keluarga kecil (pasangan dan anak-anak mereka).

3. Menguatkan keyakinan diri.
Anak-anak terlahir dengan keyakinan diri yang kuat. Bagaimana tidak, mereka terus tumbuh tanpa merasa khawatir. Jika terjatuh mereka tidak ragu untuk kembali berusaha bangkit. Pada perkembangan selanjutnya lingkungan mulai menunjukkan pengaruhnya. Lingkungan pertama itu justru adalah orang tua mereka sendiri. Sehingga sangat penting untuk tetap membuatnya percaya diri, yakin pada kemampuan sendiri, dan merasa berharga.

4. Mengingatkan untuk tetap menghormati orang lain.
Karena diatas langit masih ada langit. Percaya diri bukan berarti sombong. Anak-anak harus terus diingatkan bagaimana berpikir, berkata, dan berperilaku yang baik kepada orang lain. Saling mengingatkan satu sama lain dalam sebuah keluarga.

5. Menunjukkan rasa cinta dan sayang kepada anak-anak.
Bagaimana anak-anak dapat menikmati cinta orang tuanya, akan menentukan bagaimana sikap bertanggung jawab dan integritas itu ditumbuhkan. Kelak mereka akan menjadi kepala keluarga, menjadi suami, menjadi istri, dan menjadi ayah/ibu bagi anak-anak mereka. Beri mereka kesempatan untuk merasakan itu terlebih dahulu dari kita, orang tuanya.

Jangan lupa sampaikan kepada mereka...
"Kami bangga kepada kalian, karena kalian adalah pejuang-pejuang yang kuat. Kami sangat percaya jika kalian akan menjadi orang-orang hebat dan bermanfaat."


Love you kidoz 



Lelaki Muda

 

Lelaki hebat adalah lelaki yang berani mencari jalan lahirnya sendiri

Merobek dinding yang menghimpit logika

Lelaki yang berdiri dengan kakinya sendiri

Melepas keangkuhan  dan ego di kepala

 

Pantang menggulung layar

Memeluk waktu dengan tegar

Mengupas jati diri dengan sabar 

Memberi nyawa kepada mimpi yang melebar

 

Terus melenggang tanpa menoleh ke belakang

Tersenyum menebas ranting yang melintang

Dua lelaki yang sudah dihadirkan matang

Tak sudi bersembunyi di balik kutang 

 


EmoticonEmoticon