Teratai Muda

 

Teratai muda yang bersemayam di tengah dada. Hanya engkau yang paling setia. Yang akan tetap menemani dalam keadaan apapun. Yang selalu mengingatkan untuk tetap tenang dan bersabar menghadapi dunia.

Terkadang suaraku memang samar bahkan menghilang. Tetapi engkau tetap mendengarnya. Daun-daun telinga kecilmu terlalu lebar untuk semua ceritaku. Menangkap makna setiap bait dengan utuh tanpa memantulkan pertanyaan baru. Mungkin karena engkau menyadari jika pada saatnya semua akan menjadi dungu dihadapanmu.

Teratai muda, aku kembali kepadamu. Tengoklah luka-luka ini. Kepada segala kerendahanku, waktu memberi pengalaman yang terlampau tinggi. Menyisakan suara langkah dari dalam.

Mengapa aku tidak lumat olehnya? 

Seharusnya aku sudah terbelah menjadi bagian-bagian lebih kecil, hancur luluh bersalin rupa menjadi debu. 

Tetapi tidak !

Setiap detik yang berlalu selalu membawaku kepadamu.

Teratai muda yang semakin memesona. Langkah ini sampai di belahan rambut beruban, tanpa rasa asing diantara pucuk-pucuk belia. Betapapun lirih dan lemahnya suaraku, ia hadir dari inti jiwa yang terdalam. Dan engkau selalu membuka kelopak-kelopak cantikmu, agar aku menghambur kepadamu. 






EmoticonEmoticon