Wanita Berbagi Cerita

Wanita yang menjadi seorang ibu menemukan bahwa menjadi ibu adalah sebuah ujian yang berat, dalam banyak hal kelihatan seperti mengorbankan diri sendiri. Dimana dia menyentuh pengalaman terdalam sebagai seorang wanita dan pergumulan dengan malaikat yang sekaligus melukai dan memberkatinya.

(Naomi Ruth Lowinsky, stories from the Motherline)


Terkadang aku berpikir, mengapa Tuhan memberikan tugas sebesar ini. Menjadi wanita bukanlah pilihan, melainkan kodrat, takdir, tuah, fitrah, dan entah apalagi sebutannya. Penyebutan kata yang berbeda dengan makna yang sama.


Menjadi wanita itu seperti terlalu banyak tuntutan. Lingkungan disekitar seakan memaksanya untuk menjadi yang hampir sempurna.

Wanita yang memilih tidak menikah dikatakan egois, kurang luwes, kurang ini atau kurang itu. Seakan dia sudah gagal dalam hidupnya. 


Rumah tangga yang bubar dikaitkan dengan wanita yang kurang mampu membina keharmonisan. Suami selingkuh katanya sebab istrinya kurang pandai, anak yang bandel katanya salah pengasuhan ibunya, begitu seterusnya.

Wanita dengan pendidikan tinggi tidak menjamin akan mempunyai karir yang bagus. Terlalu banyak wanita yang menikah harus merelakan banyak kesempatan untuk melaju lebih tinggi karena alasan keluarga. 

Mengasuh keluarga menjadi prioritas utama dalam hidup seorang istri. Jikapun sambil bekerja diluar rumah, maka wanita itu harus bekerja lebih keras dari suaminya. Karena lingkungan terus memaksanya jika semua urusan rumah adalah tanggung jawab seorang istri. Alhasil banyak wanita yang harus berjibaku dengan waktu agar tidak terlambat ke kantor sambil mengantar anak sekolah, menemani  putra putri mereka membuat tugas-tugas sekolah, dll.

Tidak sedikit yang harus merelakan karirnya kandas demi keutuhan keluarga yang harmonis, nyaman, aman, dan tentram.


Laki-laki yang paham dan mampu secara finansial akan berusaha menyenangkan wanitanya yang sudah banyak berkorban tadi.

Tetapi ada juga jenis laki-laki yang sudah tidak mampu malah menyalahkan kebutuhan wanitanya. Aneh ya?

 

Bunda… cintai hidupmu. Wanita bukan hanya kita saja. di luar sana mungkin ada wanita lain merasakan hal yang sama denganmu. Kewajiban yang sama tetapi perlakuan yang berbeda. Jangan sekali-kali membandingkan hidup kita dengan orang lain. Kita tidak pernah tahu seperti apa kehidupan yang orang lain jalani. 

Jika bertemu suami yang tidak siap menjadi pendengarmu, maka tetaplah berbagi dengan yang lain entah teman wanita, keluarga dekat, atau sahabat wanita yang bisa dipercaya. Pengalaman, cerita, dan rasa wajar untuk diurai. Tetapi berhati-hatilah memilih tumpuan cerita. Jangan sembarang dalam memberi kepercayaan. Karena wanita lain pun adalah manusia biasa yang terkadang digoda cemburu. Jangan sekali-kali berbagi cerita dengan teman laki-laki, bahayanya jauh lebih besar daripada manfaatnya.


Menjadi wanita tidak seseram yang disangkakan. Kita selalu punya kesempatan untuk berbahagia. Jangan takut mengambil keputusan. Kebahagiaan kita adalah yang utama. Hanya wanita bahagia yang mampu menjadi penyelamat dan berdampak baik bagi lingkungan sekitarnya. Selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup akan membuatmu luar biasa. 


Percayalah!

 

Engkau diberkati dengan kekuatan untuk menciptakan sebuah kehidupan baru. Semesta sudah merancang tubuhmu untuk itu. Engkau dianugerahi kemampuan untuk mengasuh. Ketika saatnya tiba, setiap wanita akan menjadi seorang ibu. Hal ini tidak semata-mata wajib disadari oleh setiap perempuan, tetapi juga oleh para lelaki. Ibu yang bahagia akan melahirkan bayi-bayi yang bahagia. Bayi yang bahagia akan tumbuh menjadi anak-anak dan orang dewasa yang lebih sehat dan bahagia. 


Wanita juga dihadiahkan kreativitas untuk mengubah. Kita adalah sebuah lingkaran yang tidak terputus. Dapat dibayangkan, betapa berbahayanya kita bagi dunia ini, ketika pada saat yang sama kita sedang memelihara sebuah kehidupan. Berbahagialah untuk berkah itu. Jangan sia-siakan kelahiran ini. Karena ketika kita merasa bahagia… tanpa disadari kita membuat yang lain lebih baik.


Jangan lelah berdiskusi dengan anak perempuan dan lelaki mudamu yang terus bertumbuh pesat. Ceritakan pengalaman-pengalaman hebat dan bodohmu. Biarkan dia menilai dan membuat keputusan akan melangkah seperti apa. Beri mereka ruang untuk bertemu dengan dirinya sendiri, katakan jika mereka masih punya banyak kesempatan untuk beraksi mempersiapkan diri. Mencapai kehidupan seperti yang mereka inginkan. Menjadi seutuhnya diri sendiri dan berdampak baik buat sekitar.


 

Yuk, senyum lagi untuk anak-anak dan keluarga kita. 











EmoticonEmoticon