Guru Di Masa Pandemi - Covid 19

Hati seorang guru dimasa pandemi ini adalah 
pondok pesraman dimana cinta dan luka saling dekap.

Pandemi ini telah memberikan pengaruh sangat besar bagi penduduk bumi. Semua sektor mengalami guncangan, tidak terkecuali dunia pendidikan. Semua serba tidak pasti karena berhadapan dengan mahluk yang tidak kasat mata. Berbagai metoda diuji coba. Semua bermuara kepada tercapainya tujuan pengajaran/program.

Ketika Tuhan (alam semesta) tetap menjadi misteri. Ada tiga guru lain yang saat ini  terus mengalami proses belajar untuk mencari cara terbaik membawa umat manusia kepada keselamatan.


Sebutan Guru bukan sekedar kata biasa.
Dibalik maknanya ada tugas dan tanggung jawab yang besar.

Guru berasal dari dua suku kata. Dalam bahasa Sanskerta Guru terdiri dari suku kata Gu yang nerupakan kependekan dari kata Gunatitha (memiliki arti tidak terbelenggu oleh materi) dan Ru yang merupakan kependekan dari Rupavarjitha  (bermakna mampu mengubah/menyeberangkan orang lain dari lautan kesengsaraan.

Umat Hindu di Bali mengenal ajaran Catur Guru. Dalam bahasa Sanskerta disebutkan jika Catur berarti empat dan Guru berarti berat/guru/yang ditiru. Dari makna itu guru memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Keempat guru itu adalah :
1. Guru Swadhyaya.
Beliau adalah Maha Guru dari segala guru. Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa.
2. Guru Rupaka/Guru Reka.
Dikenal sebagai guru pertama dan paling utama. Beliau adalah orang tua yang melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita.
3. Guru Pengajian.
Guru yang memberikan pendidikan secara formal di sekolah-sekolah. Beliau yang mempunyai tugas pokok untuk mendidik, mengajar, dan melatih semua siswanya dengan adil.
4. Guru Wisesa.
Adalah Pemerintah yang memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepada masyarakat sebuah bangsa.

Kita semua adalah guru. Sebelum kita menilai kinerja "para guru" lain, mari menengok ke dalam diri. Sudah sejauh mana kita berbuat dan berusaha. 











EmoticonEmoticon